Newest Post

// Posted by :Unknown // On :Rabu, 27 Maret 2013



SEBAB MANUSIA BERBUAT DOSA DAN KESALAHAN

dosa dan kesalahan
Pada hakikatnya manusia terlahir dalam kondisi fitrah (suci). Ia tidak membawa dosa keturunan, meski ia terlahir dari hubungan haram kedua orang-tua. Amat adil hikmah Allah Swt menciptakan manusia yang baru terlahir ke dunia tanpa membawa beban dosa. Sebab bukanlah bijak namanya, bila Dia Swt menghukum seorang hamba atas kesalahan yang tidak pernah dilakukannya.
Prinsip di atas ini sungguh telah ditegaskan oleh Allah Swt dalam firman-Nya:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (QS. 2:286)
Adapun manusia dapat terjerembab ke dalam perangkap dosa yang kemudian akan menyeretnya dalam siksa Tuhan adalah disebabkan oleh hal-hal berikut:
1. Manusia lupa kepada Allah; hal ini bahkan dapat membuat ia lupa dan hilang kontrol terhadap kemuliaan diri.
2. Al Jahl (ketidak-tahuan) terhadap perbuatan dosa; membuat manusia menganggap remeh setiap tindakan maksiat yang dilakukannya.
3. Meremehkan agama; sehingga membuat orientasi hidup manusia menjadi bias dan melupakannya untuk senantiasa berada pada jalan hidup yang benar.
4. Pengaruh lingkungan yang buruk; akan menyeret manusia yang tidak memiliki pedoman dan prinsip hidup yang kuat.
5. Tidak sayang pada diri sendiri; sehingga dapat menjerumuskannya pada kehancuran. Ingkar kepada agama; membuat orientasi hidup manusia menjadi bias dan tersesat. Sesungguhnya agamalah yang dapat menuntun hidup manusia ke jalan yang benar.
6. Mengikuti jejak setan; sehingga ia tersesat dan jauh dari jalan Allah Swt.
7. Cinta dunia; membawa manusia buta akan kebenaran.
Ketujuh hal ini dapat membuat manusia terjerembab dalam kubangan dosa dan kemaksiatan. Semakin ia mendekat kepadanya, maka akan semakin dalam ia masuk dalam jurang kenistaan. Sebaliknya, bila ia semakin menjauh maka kemenangan dan kebahagiaan akan ia rasakan.
Allah amat Senang Menerima Hamba yang Bertaubat
Apa perasaan yang Anda alami bila Anda kehilangan sesuatu yang amat berharga kemudian menemukannya kembali? Tentunya teramat senang perasaan Anda! Begitupun apa yang dirasakan oleh Allah Azza wa Jalla.
Dia Swt akan merasa senang, bila Dia Swt pernah kehilangan seorang hamba yang pernah Dia ciptakan, kemudian sang hamba itu datang kembali dengan berpasrah diri. Hal ini dituturkan dalam sebuah hadits Rasulullah Saw berikut:
“Demi Allah, Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya dari pada seseorang di antara kamu yang menemukan kembali miliknya yang hilang di tengah padang. Barangsiapa mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Barangsiapa mendekatiku sehasta, maka aku mendekatinya selangkah. Barangsiapa mendekati-Ku dengan berjalan maka Aku mendekatinya dengan berlari.” HR. Muslim
Allah Swt bergembira saat menerima kedatangan hamba-Nya untuk bertaubat. Apakah Anda tidak berkeinginan untuk membuat Tuhan Yang telah Menciptakan diri Anda menjadi gembira? Sungguh taubat membuat Allah Swt senang, bahkan melebihi kesenangan orang yang menemukan barang berharga miliknya yang telah hilang.
Hadits ini dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa ada seorang pria yang sedang melakukan safar (perjalanan) dengan mengendarai seekor unta. Pada unta tersebut, ia taruh segala perbekalan yang dibutuhkan untuk menempuh perjalanan.
Pada sebuah telaga air, ia tambatkan untanya kemudian ia pun turun minum. Tak disadari, unta yang membawa segala perbekalan rupanya tidak terikat dengan baik. Sementara ia keasyikan turun minum, unta pun pergi meninggalkan tuannya.
Kelimpungan, itulah yang dirasakan pemilik unta. Ia berusaha mencari kesana-kemari, namun unta miliknya tak dijumpai lagi. Hingga badan letih kehausan, maka ia pun memutuskan kembali lagi ke telaga. Keletihan membawanya terlelap. Sebelum tidur, ia pun sempat berucap dalam hati, “Ya Allah, aku pasrah bila harus mati di tempat ini!” Ia ucapkan kalimat itu, karena asa yang telah pupus untuk dapat hidup kembali.
Tak lama berselang, ia mengendus bahwa ada suara yang begitu ia kenal. Ia pun terjaga dari tidur. Subhanallah, ia dapati rupanya unta yang ia cari telah kembali datang lagi. Alangkah girang hatinya, dan ucapan latah pun terlontar dari mulutnya, “Ya Allah sungguh Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhan-Mu!” Ia ucapkan kalimat itu tanpa ia sadari, padahal yang sebenarnya ia maksudkan adalah sebaliknya.
Usai menceritakan kisah memukau ini, Rasulullah Saw menegaskan sekali lagi:
“Demi Allah, Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya dari pada seseorang di antara kamu yang menemukan kembali miliknya yang hilang di tengah padang.”
Mungkin Anda gembira membaca kisah ini. Namun bila Anda ingin berbagi kegembiraan dengan Allah Swt, Sang Maha Pencipta, maka datanglah kepada-Nya dengan taubat yang sesungguhnya. Dengannya, Anda dapat membuat gembira Sang Maha Pencipta!

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

// Copyright © @_Nuerhaliezah //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //