Newest Post

Archive for Maret 2013



Nafsu perempuan itu 9 dan akalnya 1 sedangkan laki laki sebaliknya, nafsunya 1 dan akalnya 9. Ungkapan ini cukup dikenal luas dikalangan umat muslim. Bahkan konon kabarnya berasal dari hadis Rasulullah. Kali ini penulis tidak sempat menelusuri kitab hadis untuk membahas bagaimana sebenarnya kualitas dari hadis ini. Apakah shahih dan bisa dijadikan landasan hukum syara atau dha’if (lemah) sehingga tidak layak. Atau malah ia bukan hadis hanya pernyataan yang disepakati masyarakat muslim saja.
Terlepas dari shahih tidaknya hadis ini, tetap saja memiliki efek dalam realitas keberagamaan dan keseharian muslim. Logikanya kalau memang hadis ini benar, tentu perempuan yang memiliki nafsu 9 akan dengan mudah tergoda dan melakukan berbagai cara untuk melihat dan menundukan lelaki ganteng, sexy dan six pack misalnya. Tapi hal ini sangat langka dalam realitas. Yang kebanyakan terjadi adalah bahwa lelaki lah yang banyak tergoda untuk melihat dan menundukan perempuan yang menarik hatinya. Bahkan sudah menjadi pemahaman yang umum pula bahwa lelaki agresif dan perempuan pasif.
Menurut Mernissi seorang feminis muslim Maroko dalam bukunya Beyond The Veil konsep bahwa nafsu perempuan 9 dan akalnya 1 ini menunjukan bahwa seksualitas perempuan dalam Islam itu bersifat aktif. Dalam buku ini Mernissi mengutip lalu mengkritisi Ghazali bahwa perempuan memiliki kekuatan destruktif dalam sebuah peradaban sehingga harus dikontrol untuk mencegah lelaki melalaikan tugas tugas sosial keagamaanya. Cara pengontrolannya ialah dengan pengucilan, pencadaran dan pemisahan ruang berdasarkan jenis kelamin.
Masalah ini juga dibahas oleh Qasim Amin yang menemukan logika terbalik dalam pemahaman seksualitas tentang perempuan dalam Islam. Qasim Amin mengajukan pertanyaan Siapa dan terhadap apa? Kalau lelaki memiliki akal 9 dan nafsu 1 kenapa pula dikhawatirkan dia tergoda oleh perempuan cantik? Kenapa pula muncul konsep fitnah dalam Islam yang diterjemahkan sebagai kekacauan yang disebabkan oleh gangguan seksual yang ditimbulkan oleh kaum perempuan?. Qasim Amin mempertanyakan siapa sebenarnya yang dilindungi dengan cara pemingitan?
“jika yang ditakutkan lelaki adalah bahwa perempuan tergoda oleh daya tarik kejantananya, mengapa mereka tidak menerapkan cadar bagi diri mereka sendiri? Apakah lelaki berfikir bahwa kemampuan mereka untuk melawan godaan lebih lemah dari perempuan? Apakah lelaki dipandang kurang mampu dari perempuan untuk menguasai diri mereka dan menolak dorongan seksualnya? Dengan mencegah perempuan untuk memperlihatkan diri mereka tanpa cadar memperlihatkan ketakutan lelaki akan kehilangan penguasaan terhadap akal sehat mereka, sehingga mudah terjatuh kepada perangkap fitnah, kapan saja mereka dihadapkan dengan perempuan yang tidak bercadar. (Qasim Amin, The Liberation of Women, 1928:65)
Kesimpulan Qasim Amin jika lelaki adalah mahluk yang lemah bila berhadapan dengan perempuan cantik maka seharusnya kelompok yang lemah inilah yang harus dilindungi dan merekalah yang seharusnya menutupi dirinya (bercadar? hehehehe). Beberapa alasan perempuan tidak boleh mempimpin dalam ritual keagaamaan dalam Islam juga terkait bahwa tubuh perempuan akan mengganggu konsentrasi dalam beribadah. Kenapa melihat perempuan sebagai mahluk sensual kalau begitu? Bisakah melihat perempuan dengan netral? Jadi siapa sebenarnya yang bermasalah?
Penulis jadi teringat perkataan para aktifis perempuan di Indonesia terkait rok mini yang mengatakan bahwa yang perlu diurusi adalah otak para lelaki yang mesum dan ngeres karena kalau otaknya lempeng dan ajeg, dia tidak akan mau mengganggu perempuan apalagi memperkosa. Karena bagi manusia yang memiliki otak yang ajeg, tidak dibenarkan melakukan kekerasan dan pemaksaan terhadap manusia yang lain. Bagi manusia yang memiliki otak ngeres dan bengkok meski perempuan sudah dibungkus rapi (emang lontong?) bila memang berniat memperkosa ya dia akan melakukannya. Berapa banyak perempuan berbusana rapi dan berjilbab yang juga jadi korban perkosaan. Artinya yang substansial bukan pada rok mini atau busana tertutupnya melainkan konsep seksualitas yang ada dalam kepala setiap lelaki dan perempuan.
Pemahaman yang menyalahkan otak mesum dan bengkok lelaki seolah benar, namun apakah mudah memperbaiki sesuatu yang berada di luar diri kita (perempuan) sebagai upaya mencegah tindak kekerasan seksual? Padahal konsep seksualitas bahwa lelaki mendominasi dan perempuan didominasi sudah berurat akar sepanjang sejarah manusia? Menurut hemat penulis, selain mengurusi dan mencoba mengubah konsep seksualitas yang ada, usaha perlindungan diri dengan memakai pakaian santun, tidak keluar di jam jam yang rawan sendirian kecuali untuk hal yang sangat urgent masih harus dilakukan. Berpakaian santun juga bukan sebuah kerugian bagi seorang perempuan bukan?
Seksualitas memang tidak melulu tentang aktifitas seksual. Ia merupakan konsep dan kontruksi sosial terhadap nilai dan perilaku yang berkaitan dengan seks, maka konsep seksualitas akan berbeda menurut tempat dan waktu. Perbedaan ini bukan hanya dalam makna seksualitas antar kebudayaan, tetapi juga dalam pemaknaan yang ada dalam budaya itu sendiri. Hal ini dalam penuturan Saptari sebagaimana yang dikutipnya dari Truongh karena diskursus seksualitas mengatur tiga dimensi kehidupan manusia.
Pertama, dimensi biologis yaitu yang menyangkut kegiatan seks sebagai kenikmatan biologis atau untuk mendapatkan keturunan. Kedua, dimensi sosial yang meliputi hubungan-hubungan antara individu yang melakukan hubungan seks secara sah atau tidak sah (menurut ukuran masyarakat yang bersangkutan). Ketiga, dimensi subjektif yang berhubungan dengan kesadaran individu terhadap seksual diri sendiri atau kelompok (Truongh, Thanh-Dam, Seks, Uang dan Kekuasaan : Pariwisata dan Pelacuran di Asia Tenggara, 1992: xxiii)
Dengan batasan yang begitu luas, seksualitas menjadi sebuah diskursus yang menyangkut perilaku jenis kelamin sekaligus sebagai seperangkat gagasan yang membentuk norma. Keduanya saling berhubungan satu sama lain. Pemahaman seksualitas perempuan yang aktif dalam Islam sehingga dihawatirkan terjadi destruksi dalam sebuah peradaban karena fitnah perempuan mengakibatkan tubuh perempuan dikenai aturan aturan yang ketat merupakan sebuah logika terbalik. Kenapa hal ini terjadi? karena para penafsir, ulama, cendekiawan hampir semua berjenis kelamin lelaki dan tentu saja alam bawah sadarnya berkerja untuk kepentingan jenis kelamin ini. Karenanya bagi kaum perempuan, mari menulis agar pengalaman dan pengetahuan kita bisa jadi sumber pengetahuan dan bisa memberi wacana lain agar kehidupan ini lebih seimbang.

Nafsu Perempuan

Rabu, 27 Maret 2013
Posted by Unknown


SEBAB MANUSIA BERBUAT DOSA DAN KESALAHAN

dosa dan kesalahan
Pada hakikatnya manusia terlahir dalam kondisi fitrah (suci). Ia tidak membawa dosa keturunan, meski ia terlahir dari hubungan haram kedua orang-tua. Amat adil hikmah Allah Swt menciptakan manusia yang baru terlahir ke dunia tanpa membawa beban dosa. Sebab bukanlah bijak namanya, bila Dia Swt menghukum seorang hamba atas kesalahan yang tidak pernah dilakukannya.
Prinsip di atas ini sungguh telah ditegaskan oleh Allah Swt dalam firman-Nya:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (QS. 2:286)
Adapun manusia dapat terjerembab ke dalam perangkap dosa yang kemudian akan menyeretnya dalam siksa Tuhan adalah disebabkan oleh hal-hal berikut:
1. Manusia lupa kepada Allah; hal ini bahkan dapat membuat ia lupa dan hilang kontrol terhadap kemuliaan diri.
2. Al Jahl (ketidak-tahuan) terhadap perbuatan dosa; membuat manusia menganggap remeh setiap tindakan maksiat yang dilakukannya.
3. Meremehkan agama; sehingga membuat orientasi hidup manusia menjadi bias dan melupakannya untuk senantiasa berada pada jalan hidup yang benar.
4. Pengaruh lingkungan yang buruk; akan menyeret manusia yang tidak memiliki pedoman dan prinsip hidup yang kuat.
5. Tidak sayang pada diri sendiri; sehingga dapat menjerumuskannya pada kehancuran. Ingkar kepada agama; membuat orientasi hidup manusia menjadi bias dan tersesat. Sesungguhnya agamalah yang dapat menuntun hidup manusia ke jalan yang benar.
6. Mengikuti jejak setan; sehingga ia tersesat dan jauh dari jalan Allah Swt.
7. Cinta dunia; membawa manusia buta akan kebenaran.
Ketujuh hal ini dapat membuat manusia terjerembab dalam kubangan dosa dan kemaksiatan. Semakin ia mendekat kepadanya, maka akan semakin dalam ia masuk dalam jurang kenistaan. Sebaliknya, bila ia semakin menjauh maka kemenangan dan kebahagiaan akan ia rasakan.
Allah amat Senang Menerima Hamba yang Bertaubat
Apa perasaan yang Anda alami bila Anda kehilangan sesuatu yang amat berharga kemudian menemukannya kembali? Tentunya teramat senang perasaan Anda! Begitupun apa yang dirasakan oleh Allah Azza wa Jalla.
Dia Swt akan merasa senang, bila Dia Swt pernah kehilangan seorang hamba yang pernah Dia ciptakan, kemudian sang hamba itu datang kembali dengan berpasrah diri. Hal ini dituturkan dalam sebuah hadits Rasulullah Saw berikut:
“Demi Allah, Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya dari pada seseorang di antara kamu yang menemukan kembali miliknya yang hilang di tengah padang. Barangsiapa mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Barangsiapa mendekatiku sehasta, maka aku mendekatinya selangkah. Barangsiapa mendekati-Ku dengan berjalan maka Aku mendekatinya dengan berlari.” HR. Muslim
Allah Swt bergembira saat menerima kedatangan hamba-Nya untuk bertaubat. Apakah Anda tidak berkeinginan untuk membuat Tuhan Yang telah Menciptakan diri Anda menjadi gembira? Sungguh taubat membuat Allah Swt senang, bahkan melebihi kesenangan orang yang menemukan barang berharga miliknya yang telah hilang.
Hadits ini dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa ada seorang pria yang sedang melakukan safar (perjalanan) dengan mengendarai seekor unta. Pada unta tersebut, ia taruh segala perbekalan yang dibutuhkan untuk menempuh perjalanan.
Pada sebuah telaga air, ia tambatkan untanya kemudian ia pun turun minum. Tak disadari, unta yang membawa segala perbekalan rupanya tidak terikat dengan baik. Sementara ia keasyikan turun minum, unta pun pergi meninggalkan tuannya.
Kelimpungan, itulah yang dirasakan pemilik unta. Ia berusaha mencari kesana-kemari, namun unta miliknya tak dijumpai lagi. Hingga badan letih kehausan, maka ia pun memutuskan kembali lagi ke telaga. Keletihan membawanya terlelap. Sebelum tidur, ia pun sempat berucap dalam hati, “Ya Allah, aku pasrah bila harus mati di tempat ini!” Ia ucapkan kalimat itu, karena asa yang telah pupus untuk dapat hidup kembali.
Tak lama berselang, ia mengendus bahwa ada suara yang begitu ia kenal. Ia pun terjaga dari tidur. Subhanallah, ia dapati rupanya unta yang ia cari telah kembali datang lagi. Alangkah girang hatinya, dan ucapan latah pun terlontar dari mulutnya, “Ya Allah sungguh Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhan-Mu!” Ia ucapkan kalimat itu tanpa ia sadari, padahal yang sebenarnya ia maksudkan adalah sebaliknya.
Usai menceritakan kisah memukau ini, Rasulullah Saw menegaskan sekali lagi:
“Demi Allah, Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya dari pada seseorang di antara kamu yang menemukan kembali miliknya yang hilang di tengah padang.”
Mungkin Anda gembira membaca kisah ini. Namun bila Anda ingin berbagi kegembiraan dengan Allah Swt, Sang Maha Pencipta, maka datanglah kepada-Nya dengan taubat yang sesungguhnya. Dengannya, Anda dapat membuat gembira Sang Maha Pencipta!


Setiap tingkah laku manusia sesungguhnya memiliki arti dan makna yang tersembunyi. Apalagi perilaku itu diulang-ulang dalam kehidupannya, artinya bukan hanya dilakukan sekali saja.Salah satu dari sekian tingkah laku seseorang salah satunya adalah kebiasaan menjulurkan lidah saat ia berpose ataupun berfoto. Kebiasaan menjulurkan lidah yang dimaksud disini bukan kelainan menjulurkan lidah, seperti kebiasaan buruk yang terjadi pada anak-anak.Mungkin anda pernah melihat seseorang menjulurkan lidah dalam waktu singkat ketika ia menggoda orang lain atau mungkin sering melihat foto seseorang dengan fose menjulurkan lidah. Namun yang jelas saya sendiri sering melihat foto seseorang di jejaring social dengan fose menjulurkan lidah. Sebagian besar yang saya amati, mereka tergolong dari kaum perempuan, terutama lidahnya menjulur keatas (menjulur menjilat). Jarang sekali menemukan foto lelaki yang berfose dengan gaya menjulurkan lidah.Tahukah anda rahasia dibalik orang yang suka menjulurkan lidah? terutama ketika ia sedang berfose/berfoto maupun ketika seseorang menggoda orang lain. Usut-usut punya usut ternyata hal itu menandakan seseorang memiliki nafsu seks yang lebih tinggi dibandingkan orang lain. Pengamatan ini telah lama saya lakukan dan akhirnya mendapatkan kesimpulan bahwa memang benar sebagian besar orang yang suka menjulurkan lidah ketika berfose/berfoto maupun ketika menggoda orang lain menunjukan bahwa nafsu seksnya lebih tinggi.Lalu mengapa perempuan yang kecendrungan berperilaku demikian? hal ini sesuai dengan petunjuk kitab suci bahwa nafsu seks wanita lebih kuat. Didalam kitab Canakya Nitisastra dinyatakan nafsu seks wanita delapan kali lebih kuat daripada nafsu lelaki.

Tingkah Cewek

Posted by Unknown
ketika anda memulai kesalahan lakukanlah untuk mengatasinya dengan baik,dan berusaha untuk menghilangkan perasaan yang ada pada hati kita yang kel\al terhadap amarah
Jumat, 08 Maret 2013
Posted by Unknown

// Copyright © @_Nuerhaliezah //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //